![]() |
Tumpukan sampah dan aktifitas pembakaran sampah di tepi jalan Belakang SMA Negeri 1 Batam, Jumat (25/4/2025) sore. (F/Ag). |
Dinamika Kepri | Batam - Saat ini warga sekitar, khususnya para pengajar (Guru) murid didik di SMA Negeri 1 Batam, mengaku sangat mengeluhkan aroma bau menyengat dari tumpukan sampah dan asap pembakaran sampah setiap hari dari tepi jalan di belakang sekolah.
Aroma bau dan asap pembakaran sampah itu disebutkan, setiap hari selalu mengganggu proses belajar mengajar di sekolah tersebut.
"Sangat mengganggu sekali, apalagi kelas yang berdekatan, baunya itu enggak tahan loh pak, kasihan murid-murid jadi enggak konsen belajarnya," ucap salah seorang guru yang namanya tak mau disebutkan saat dimintai tanggapannya, Sabtu (26/4/2025) siang.
Kata dia, sebelumnya pihak sekolah sudah pernah menyampaikan keluhan itu ke pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam, namun tetap saja tidak ada hasilnya sebab terulang kembali. Hal itu terjadi akibat minimnya kesadaran warga tentang dampak bahaya sampah.
"Pihak kami dari sekolah sudah pernah menyampaikan keluhan itu ke DLH dan ditindak lanjuti, sempat dibersihkan dan diberikan garis pembatas, namun entah mengapa bisa terulang kembali sampai saat ini, karena meski sebelumnya sudah diberi garis kuning larangan buang sampah oleh DLH, masih ada saja warga yang membuang sampahnya di tempat itu. Ya begitulah, intinya aroma bau dari tumpukan sampah itu, sangat mengganggu proses belajar mengajar di SMA Negeri 1 Batam," tegasnya.
Ia juga menyampaikan, bukan hanya murid saja terganggu, semua guru di sekolah itu ikut merasakan dampak dari keberadaan Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah itu.
"Tentunya kami semua terganggu, harapan kami kalau bisa TPS itu dipindahkan ke tempat lain dan segera dibersihkan. Kasihan murid didik kita yang selalu terganggu proses belajarnya, Ini kan sekolah negeri dan yang kelola sampah itu pemerintah, ya harusnya saling mengertilah," pintanya.
Selain itu, harapnya ketika nanti sudah dibersihkan, pintanya ke warga sekitar, agar tidak lagi membuang sampah di tempat itu, dan meminta pemerintah memberikan edukasi ke masyarakat tentang dampak bahaya sampah
"Harus diberikan edukasi, agar masyarakat bisa menerapkannya. Kasihan, karena yang sekolah di sini anak-anak kita semua, dan itu harus diperhatikan bersama," pungkasya.
Kemudian pantuan di lokasi, tidak tahu siapa yang mengizinkannya ada orang yang membakar sampah. Sebagaimana diketahui, TPS adalah tempat penampungan sementara, bukan tempat pembakaran sampah.
Diduga pembakaran sampah setiap sore hingga malam hari ini sengaja dilakukan untuk mengurangi beban biaya oprasional pengangkutan sampah ke TPA Punggur.
Sebelumnya, pemerintah Kota Batam telah menyalurkan bak konteiner sampah baru berwarna hijau, namun tetap saja hasilnya tidak maksimal, sampah tetap berserakan, bertumpuk tidak terangkut dan malah dibakar di tempat membuat polusi udara. (Ag)