Warga terdampak pembangunan Rempang Eco-City dengan bergeser ke hunian sementara. (F/BP Batam) |
Dinamika Kepri | Batam - BP Batam kembali memfasilitasi pergeseran terhadap tujuh Kepala Keluarga (KK) yang terdampak rencana pembangunan Rempang Eco-City, Kamis (22/8/2024).
Jumlah tersebut menambah total warga Rempang yang telah bergeser ke hunian sementara menjadi sebanyak 187 KK.
Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait mengatakan, pergeseran ini merupakan bentuk komitmen warga dalam mendukung proyek pengembangan Kawasan Rempang sebagai The New Engine of Indonesian's Economic Growth.
"Sebagian warga mulai membuka diri terhadap rencana investasi di Rempang. Kami berharap, seluruh komponen daerah pun dapat mendukung realisasi proyek strategis nasional ini agar bisa berjalan lancar," ujar Ariastuty dalam keterangan resminya.
Di samping itu, Ariastuty menyebut jika BP Batam masih terus berupaya maksimal untuk menggesa pengerjaan hunian baru yang berlokasi di Tanjung Banon.
Pihaknya menargetkan, sebanyak 100 hunian baru dapat terselesaikan hingga bulan September 2024 mendatang.
Dengan harapan, warga yang terdampak pembangunan pun bisa segera menempatinya dan menikmati fasilitasi yang ada di kawasan permukiman tersebut.
"Hingga saat ini, tim di lapangan masih terus bekerja keras agar hunian baru di Tanjung Banon bisa selesai tepat waktu," tambah Ariastuty.
Ia juga menekankan bahwa BP Batam selalu berkomitmen untuk menuntaskan proyek pengembangan Kawasan Rempang sebagai mesin ekonomi baru di Indonesia.
Tujuannya tidak lain adalah untuk meningkatkan perekonomian daerah melalui terbukanya lapangan pekerjaan baru seiring industri yang berjalan di kawasan tersebut.
"Sejak awal, proyek strategis Rempang Eco-City memang bertujuan untuk memberikan nilai tambah terhadap pertumbuhan ekonomi Batam dan Provinsi Kepri," pungkasnya. (*)